Pelatihan Pemuridan: Kehidupan yang Digerakkan oleh Tujuan

Shalom! Puji Tuhan pelatihan pemuridan pada Rabu, 14 September 2022 terlaksana dengan baik. Kita bersyukur atas kehadiran peserta sebanyak 11 orang. Pada pelatihan ini, peserta belajar mengenai topik Kehidupan yang Digerakkan oleh Tujuan.

Setiap tindakan yang kita lakukan tentu di dorong oleh sesuatu hal. Apa yang menggerakkan kita untuk menyambut besok? Dan untuk apa sebenarnya kita hidup? Mungkin pernah dari kita berada dalam lembah kekelaman, dalam situasi tersebut apakah kita bertahan atau malah menyerah?

#1 Kecenderungan kita berlayar tanpa kompas
Kompas merupakan alat bantu untuk menentukan arah mata angin. Berlayar tanpa kompas maksudnya adalah bergerak tanpa ada petunjuk. Berlayar tanpa kompas membuat hidup ini begitu melelahkan. Hidup tanpa arah yang jelas membuat hidup begitu melelahkan. Menurut Pengkhotbah 1:8-18 hidup tanpa arah membuat manusia tidak pernah puas, hidup menjemukan – pola berulang (muter2), hidup seperti uap, hidup sia-sia (tidak bermakna), dan hidup itu menderita. Menurut Rick Warren dalam bukunya The Purpuse Driven Life, hidup itu akan terasa melelahkan jika hidup kita digerakkan oleh rasa bersalah, digerakkan oleh kebencian dan kemarahan, digerakkan oleh rasa takut, digerakkan oleh materialisme, digerakkan oleh kebutuhan akan pengakuan, pujian, popularitas, dll. Pengejaran terhadap hal-hal dunia membawa manusia hidup di dalam ketiadaan makna. Dengan kata lain, sia-sia tidak berguna.

Tujuan hidup kita adalah mengenal Allah dengan menyembah Dia dalam takut dan hormat serta dengan berpegang dalam perintah-perintahnya. Rick Warren dalam bukunya secara konkret menyatakan bahwa tujuan hidup itu direncanakan bagi kesenangan Allah, dibentuk untuk keluarga Allah, diciptakan untuk menjadi serupa dengan Kristus, dibentuk untuk melayani Allah, dan diciptakan untuk sebuah misi. Pertanyaan bagi kita, sejauh ini bagaimana kita memuliakan Allah dan menikmati Allah dalam hidup ini? Bagi kita pribadi apa arti memuliakan Allah dan menikmati Dia?

#2 Menemukan kembali tujuan hidup
Menemukan ulang tujuan hidup/panggilan melalui DOA (Markus 1:32-38). Di dalam doa, Tuhan Yesus memperbaharui kepekaan akan tujuan keberadaannya di dunia. Melalui doa, orang yang berjalan dengan Tuhan akan diberikan hikmat. Menggumulkan panggilan hidup, kita bisa melihat potensi /karunia yang kita miliki, melihat kebutuhan di ladang, beban hati, pertumbuhan pribadi, serta doa-doa kita untuk menangkap isi hati Bapa dan kehendak-Nya.

#3 Tetap berfokus kepada tujuan
Paulus menyadari bahwa ia adalah seorang pelayan Allah (identitas diri). Kebutuhan memang menjadi faktor pendukung dalam merespon panggilan Tuhan. Namun, identitas diri lebih penting. Kesadaran akan siapa diri kita yang sebenarnya di hadapan Tuhan yang mendorong kita untuk melangkah dengan keyakinan dan kegigihan. Kita perlu mencicipi sumber Air hidup setiap hari supaya kita dapat meneruskan ke orang lain. Relasi kita yang dekat dengan Tuhan mendorong kita akan melangkah. Di dalam Kristus ada pengharapan. Pertanyaannya, apakah kita mau melakukannya dan mencobanya?

#4 Hidup yang digerakkan oleh tujuan
Kehidupan yang digerakkan oleh tujuan, yaitu dengan menyerahkan keinginan-keinginan pribadi kita kepada Allah dan menerima rancangan yang Allah sediakan bagi kita. Menurut Rick Warren, manfaat kehidupan yang digerakkan oleh tujuan yaitu memberi makna bagi kehidupan kita, memudahkan kehidupan kita, membuat kehidupan memiliki fokus, memotivasi kehidupan kita, dan mempersiapkan kita untuk menghadapi kekekalan.