Sebelum menutup mata ‘ku menerima Dia

By : Rediston Simatupang

           Pertemuan yang tidak disengaja karena tugas pelayanan sosial di Lembaga Konsultasi Kesejahteraan Keluarga (LK3) di kota tempat ku tinggal, mungkin bagi kebanyakan orang pengalaman ini adalah hal yang biasa-biasa saja. Seperti hari-hari sebelumnya, hampir setiap hari menerima laporan ataupun pengaduan dari masyarakat, namun biasanya laporan yang selalu berkaitan dengan masalah keluarga seperti KDRT, masalah kemiskinan, anak putus sekolah, anak kecanduan narkoba,  pengangguran dan banyak masalah sosial lainnya. Menerima laporan dari warga bahwa ada nenek terlantar di rumahnya dimana lokasi yang jaraknya tidak terlalu jauh dari kantor tempat bekerja, merupakan pengaduan tidak biasa.

           Menyaksikan seorang nenek yang badannya masih terlihat gemuk, fisik yang lemah hampir tidak bisa bergerak, rambut yang sudah memutih, terbaring di lantai dengan beralaskan kotoran dan kencing yang entah sudah berapa lama menambah aroma ruangan kamar semakin disukai oleh lalat yang lalu-lalang bergantian hinggap ditubuhnya. Tanpa ada perbincangan dengan dibantu oleh warga lain yang tanpa ada keluarga dekat segera membantu membersihkan dan membawa ke rumah sakit umum daerah setempat.

           Hari-hari di rumah sakit merupakan pengalaman istimewa bagi si nenek dan mulai mengenang hal-hal indah di saat masih remaja dulu. Pengalaman menjadi seorang perawat pada usia belia menjadikan si nenek bangga akan dirinya dan tentu lebih bangga melihat ayahnya yang ketika itu masih aktif sebagai prajurit tentara turut bangga dengan kesuksesannya, namun rumah sakit tempat si nenek bekerja tidak bertahan lama karena kehadiran rumah sakit tersebut ditolak oleh masyarakat karena diangap mengandung unsur kristenisasi. Pengalaman paling tidak bisa dilupakan si nenek selama bekerja menjadi perawat ternyata karena selalu bersama dengan dokter dan para medis lainnya yang sungguh baik meskipun berbeda keyakinan dengan si nenek.

Cucu adalah sebutan dan panggilan si nenek setiap menyapa dan meminta sesuatu. Suara lembut si nenek bertanya “apakah cucu orang Kristen?” cucu sangat mirip dengan dokter di rumah sakit itu. Nenek memilih tidak menikah karena berharap menikah dengan orang baik seperti dokter itu. Nenek belum ada bertemu dengan orang Kristen yang baik seperti dokter itu. 

Cucu orang Kristen kan ? Cucu sama baiknya dengan dokter itu. Cucu mirip dengan dokter itu. Demikianlah ucapan dengan nada lembut yang keluar dari mulut si nenek. Rasa lelah selama lima hari merawat si nenek di rumah sakit sekejap berubah menjadi sukacita luar biasa ketika si nenek meminta untuk cucu berbicara.

Cerita Firman tentang siapa Yesus dan untuk apa Yesus datang ke dunia serta berbagi dari pesan  injil dalam Matius 25:36 “Ketika Aku sakit, kamu melawat Aku” segera diperdengarkan kepada si nenek dan beberapa orang yang sakit di ruangan bersama si nenek dan para penunggu orang sakit turut serta mendengar kesaksian tersebut. Betapa bahagianya si Nenek ketika diajak berdoa dan menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamatnya. Sejak si nenek terima Yesus, fisiknya dinyatakan sehat oleh perawat dan di izinkan untuk pulang. Sesampai dirumah ternyata rumah si nenek sudah kosong dan semua isi rumah sudah diambil oleh para keluarga dekat, untung ada tetangga yang baik meminjamkan tikar buat alas si nenek tidur. Cucu izin pulang dan baru sampai di rumah mendapat telepon dari tetangga si nenek bahwa si nenek sudah meninggal. Tidak ada satupun rumah keluarga besar si nenek yang mau menerima mayat si nenek di rumahnya. Ketika cucu meminta mayatnya, mungkin karena cucu bukan bagian dari keluarga si nenek dengan terpaksa keluarga besar ada yang menerima untuk di bawa ke rumahnya. Kembali kesempatan menyaksikan kisah si nenek yang sudah bersama Tuhannya yang baru sehari diterimanya kisah itu kembali di perdengarkan di tengah – tengah keluarga besar si nenek.

Kejadian serupa seperti ini sering mewarnai pelayanan yang kami kerjakan. Kiranya kita semua dipakai-Nya menjadi kitab terbuka dan pewarta injil kabar keselamatan dimanapun kita berada. Amin. (RS)