
Persepuluhan, Masih Relevankah ?

By : dr. Herna Pelawi
Sebelum menjawab pertanyaan yang menjadi judul topik bahasan dalam artikel ini, saya teringat kembali saat pertama kali memberi persepuluhan. Saat itu adalah ketika saya menerima gaji pertama saya. Pekerjaan saya waktu itu belum tetap. Hanya berupa latihan kerja untuk persiapan masuk ke pekerjaan yang sesungguhnya.
Saat itu, gaji saya masih sangat sedikit. Tidak cukup untuk membiayai hidup saya. Saya harus ditopang orangtua. Tapi saya tetap bertekad untuk memberi persepuluhan. Hal ini karena di KTB sejak kuliah, saya sudah belajar tentang persepuluhan. Saya dan teman-teman KTB berkomitmen untuk taat dalam persepuluhan sejak pertama sekali menerima gaji.
Salah satu dasar Alkitab untuk memberi persepuluhan adalah Bilangan 35:1-8. Ketika bangsa Israel keluar dari Mesir dan masuk ke tanah Kanaan, 11 suku Israel mendapat bagian tanah untuk mereka kelola dalam rangka memenuhi kebutuhan mereka.
Hanya suku Lewi yang tidak mendapat bagian tanah pusaka. Karena suku Lewi dikhususkan untuk menjadi pelayan / imam di Bait Allah. Sehingga sesuai perintah Allah melalui Musa, ke 11 suku Israel yang lain harus memberikan sebagian dari tanah yang menjadi milik pusakanya kepada suku Lewi.
Siapakah suku Lewi zaman sekarang? Menurut uraian di Santapan Harian, tgl. 7 Feb 2021, “orang-orang Lewi bagi kita saat ini adalah mereka yang meneruskan pekerjaan Tuhan, baik gereja, badan misi, lembaga, maupun yayasan, bahkan perorangan yang meneruskan pekerjaan Tuhan di tengah dunia ini”. Sehingga kepada merekalah kita memberikan persepuluhan kita pada zaman sekarang.
Jadi untuk menjawab pertanyaan pertanyaan yang menjadi judul artikel ini, saya menjawab, tentu masih relevan dan akan tetap relevan. Sebab selama Kristus belum datang untuk kedua kalinya, pekerjaan pemberitaan Injil akan tetap diteruskan. Tentu pekerjaan ini harus ditopang dengan dana.
Dalam bagian lain firman Tuhan juga mengatakan, “bawalah persembahan itu, supaya ada persediaan di rumahKu”. Umat Tuhan harus menjamin ketersediaan di rumah Tuhan. Untuk menunjang pelaksanaan tri tugas gereja yaitu koinonia (bersekutu), diakonia ( melayani), dan marturia ( bersaksi).
Dalam uraian Santapan Harian di atas juga di sebutkan ” Bangsa Israel harus memberikan berbagai persembahan kepada Tuhan dan hal ini dilakukan melalui suku Lewi yang mengelola pelayanan di Bait Allah. Karena itu pula, apa pun yang dimiliki oleh umat Tuhan harus ada yang dikhususkan untuk pekerjaan Tuhan. Setiap uang, harta, tanah atau apa pun yang kita miliki, bukanlah milik kita sepenuhnya, ada bagian yang harus kita serahkan agar pelayanan Tuhan dapat terus dikerjakan. Dimana ada umatNya, di situ pula pekerjaan Tuhan akan dilakukan.”
Berapa besarnya persepuluhan yang kita berikan? Menurut arti katanya adalah sepersepuluh ( 10% ) dari penghasilan kita setiap bulannya. Ketika menerima gaji, sepersepuluh langsung disisihkan untuk persepuluhan. Sisanya baru dibagi untuk membeli kebutuhan pokok, dan kebutuhan lainnya termasuk gaji asisten/pegawai yang bekerja membantu kita di rumah atau usaha yang kita miliki. Semakin besar penghasilan kita, tentu jumlah persepuluhan juga semakin besar. Tapi bukankah yang tinggal pada kita 9 kali lipat lebih besar yaitu 90% ?

Sebenarnya angka 10% itu adalah angka minimal. Karena kita percaya bahwa semua yang ada pada kita adalah pemberian dari Tuhan, maka kita siap memberikan seluruh hidup dan hati kita untuk kemuliaan nama Tuhan.
Selain itu, sikap hati dalam memberi persepuluhan dan persembahan haruslah berkenan kepadaNya. Yaitu hati yang bersyukur dan hormat pada Tuhan.
Akhir kata, kita harus belajar taat dalam memberikan persepuluhan. Kita percaya Tuhan akan memelihara kita. Kita tidak akan kekurangan. Bahkan Tuhan akan mencurahkan berkatNya berlipat ganda.
Berkat Tuhan, jangan kita pandang hanya berupa uang. Mungkin berupa kesehatan, sehingga kita tidak perlu mengeluarkan uang untuk berobat. Mungkin berupa keamanan, sehingga semua harta kita tidak terjangkau pencuri. Dan kita tidak perlu mengeluarkan uang untuk membeli gantinya bila hilang. Mungkin berupa damai sejahtera di keluarga, anak-anak hidup tertib, sehingga tidak ada biaya yang harus dikeluarkan untuk mengatasi berbagai masalah yang mungkin saja terjadi akibat kenakalan anak-anak di luar rumah. Dan banyak lagi berkat Tuhan yang lainnya.
Kesaksian saya, sejak awal memberi persepuluhan sampai sekarang, saya tidak pernah mengalami kesulitan ekonomi. Ada yang berkomentar, “hidupnya berkelimpahan, sehingga dengan mudah dia memberikan persepuluhan”. Tapi saya pikir, pernyataan ini salah. Yang benar adalah sebaliknya, yaitu karena taat sejak awal maka Tuhan memberikan kelimpahan. Saya mengajak pembaca untuk mengimani firmanNya dalam Matius 6:33, bunyinya ” Tetapi carilah dahulu kerajaan Allah dan kebenaranNya, maka semua itu akan ditambahkan kepadamu”.
Biarlah kita mau taat memberikan kembali kepadaNya semua yang terbaik dalam hidup kita. Kolose 3:23 mengingatkan kita, ” Apapun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia”. Terpujilah Tuhan dalam hidup kita..Amin.

Leave a Reply