Peran Orangtua selama Sekolah Daring

Anak merupakan mahkota orangtua ( Amsal 17:6 ) maka, anak dapat menunjukkan siapa orangtua mereka. Hal ini tentu dari sikap dan perilaku anak-anaknya. Karakter anak berarti harus dibangun oleh orangtuanya. Jadi, pendidikan utama adalah keluarga atau orangtua yang membentuk anak agar menjadi manusia seutuhnya. Untuk membentuk anak yang berkarakter  bukan gereja, sekolah, atau lembaga-lembaga namun orangtua.

Sebagai orangtua, peran kami selama sekolah melalui daring :

  1. Kami menjadi motivator, fasilitator, dan komunikator bagi anak-anak kami.

Orangtua menjadi cermin yang baik dan hidup yang bisa dilihat, dicontoh, dan dirasakan oleh anak-anak kami.

  • Membangunkan anak-anak untuk melaksanakan saat teduh masing-masing kerena meraka berbeda usia.
  • Menyiapkan keperluan yang dibutuhkan (perlengkapan sekolah untuk keperluan tugas-tugas sekolah dan bahan praktik sekolah).
  • WA dan Video Call menjadi sarana komunikasi bagi kami. Secara bergantian saya dan suami menghubungi anak-anak karena kami harus bekerja dan meninggalkan anak-anak kami di rumah.
  1. Memberikan pemahaman dan penjelasan keadaan dunia bahkan Indonesia saat ini, agar anak-anak dapat mengikuti protokol kesehatan pencegahan covid-19.
  2. Mengingatkan anak-anak agar selalu bersyukur dalam setiap keadaan apapun yang terjadi. Dengan kondisi ini banyak hal yang dapat dilakukan :
  • Saat ini kita selalu diam di rumah agar anak-anak banyak berkomunikasi, saling bercerita, bermain bersama, bernyanyi bersama, bertanam bersama, dan banyak hal yang dapat dilakukan bersama.
  1. Saya dan suami bergantian mengirimkan kalimat-kalimat inspirasi kepada anak-anak melalui WA.
  2. Menjadi teman, sahabat, dan tempat curhat anak-anak. Kami sengaja menciptakan ruangan debat agar kami orangtua mengetahui sejauh mana mereka membaca keadaan dan cara berpikir mereka dalam mengambil keputusan.
  3. Kami bermain bersama, misalnya bermain plastisin, uno, bahkan tiktokan semua itu kami lakukan untuk mengusir kejenuhan karena anak-anak tetap berdiam di rumah.
  4. Setiap malam kita mengevaluasi dan menanyakan kesulitan yang dialami anak saat daring. Apabila ada yang tidak disiplin kami memberi sanksi, yang bertujuan untuk mendisiplinkan anak. Hukuman yang kami berikan misalnya membaca buku atau bercerita tentang tokoh alkitab. Lalu, kami membawakan semua hasil evaluasi dalam doa.

Demikian yang bisa kami share peranan kami sebagai orang tua pada masa daring ini. Tuhan Yesus memberkati.