
Pelayanan dan Pembangunan
Oleh : John Pirma Sahata Sitorus
Pelayanan dan pembangunan tidak dapat dipisahkan. Pelayanan adalah pembangunan. Seseorang yang dilayani, ia dibangun secara rohani, mengalami pertumbuhan karakter dan kepribadian yang semakin serupa dengan Kristus. Orang-orang yang dilayani ini membangun suatu persekutuan sebagai satu kesatuan dengan Kristus sebagai Kepala. Sehingga pelayanan adalah pembangunan tubuh Kristus.
Pembangunan adalah pelayanan. Orang-orang yang berbagian dalam pembangunan sebuah gedung gereja atau wadah pelayanan, berarti turut mendukung keberlangsungan pelayanan gereja atau wadah pelayanan itu. Pelayanan akan menghasilkan orang-orang yang siap membangun dan pembangunan akan menghasilkan pelayanan yang lebih maksimal dan berkelanjutan.
Pada waktu – waktu ini, di tengah pelayanan PA KMK USU, kita sedang bergumul setidaknya untuk dua hal terkait pembangunan yaitu Pembangunan Rumah Persekutuan Global Mission House dan Perintisan PAUD-TK di Desa Sisobawino 1, Kec. Somölö-mölö, Kab. Nias. Pembangunan ini akan efektif berjalan ketika kita yang sudah mengalami pembangunan rohani turut berbagian di dalamnya. Sebagaimana Paulus mengingatkan,
“Jadi, jika kami telah menaburkan benih rohani bagi kamu, berlebih-lebihankah, kalau kami menuai hasil duniawi dari pada kamu?” 1 Korintus 9:11.
Pada bagian akhir dari Surat ini, Paulus menuliskan secara singkat perihal pengkoordiniran bantuan berupa materi dari Jemaat di Korintus untuk Jemaat di Yerusalem yang kiranya dapat menolong kita juga dalam hal pengumpulan dana pelayanan.
“Pada hari pertama dari tiap-tiap minggu hendaklah kamu masing-masing – sesuai dengan apa yang kamu peroleh – menyisihkan sesuatu dan menyimpannnya di rumah, supaya jangan pengumpulan itu baru diadakan, kalau aku datang.” 1 Korintus 16:2.
Paulus memberi saran praktis sebagai berikut:
- Dilakukan secara kontinu
“Pada hari pertama dari tiap-tiap minggu … , … supaya jangan pengumpulan itu baru diadakan kalau aku datang.”
‘Tiap-tiap minggu’ merujuk pada kontinuitas dengan waktu tertentu yang teratur. Kondisi pendapatan atau keuangan kita tidak selalu stabil. Ada waktu tertentu dimana pengeluaran kecil, dan ada waktunya besar. Dengan menyisihkannya secara teratur pada waktu tertentu, kita akan selalu siap sedia kapanpun diperlukan.
- Dilakukan secara sukarela
”… hendaklah …”
Tidak dituliskan ‘haruslah’ melainkan ‘hendaklah’. Dalan terjemahan lain digunakan kata ‘let’ bukan ‘must’. Jadi sifatnya adalah lebih kepada ajakan atau saran dan bukan perintah. Karena itu ketika kita memberi, baiklah kita memberi dengan rela dan sukacita. Dalam Suratnya yang kedua, Paulus menuliskan,
“Hendaklah masing-masing memberikan menurut kerelaan hatinya, jangan dengan sedih hati atau karena paksaan, sebab Allah mengasihi orang yang memberi dengan sukacita.” 2 Korintus 9:7.
- Dilakukan secara mandiri
”… kamu masing-masing … menyisihkan sesuatu dan menyimpannya di rumah”
Kita menyisihkannya dan menyimpannya sendiri. Ini tentu membutuhkan komitmen kita untuk tidak menggunakan apa yang sudah disisihkan untuk keperluan lainnya. Cara ini juga akan membuatnya lebih efektif dan efisien karena kita mengkoordinir secara mandiri.
- Dilakukan sesuai kemampuan
”… sesuai dengan apa yang kamu peroleh …”
Sewaktu di pelayanan mahasiswa, ketaatan persepuluhan menjadi hal yang cukup mendapat perhatian dalam pembahasan seorang calon PKK atau pengurus. Respon yang umumnya muncul kurang lebih, “Bagaimana mungkin dia menyatakan bersedia memberi dirinya untuk melayani, kalau memberi persepuluhan saja pun masih sulit?”
Pembahasan ini akan muncul ketika ketaatan si calon PKK atau calon pengurus dilihat masih kurang. Saya tidak berseberangan dengan pernyataan itu dan saya sendiri mengalami transformasi di dalam manajemen keuangan sewaktu di pelayanan mahasiswa. Dalam hal ini, kita tidak membicarakan perihal nominal atau jumlah uang, tetapi tentang ketaatan sesuai dengan yang ada pada kita.
Allah tidak pernah membahas jumlah pemberian atau persembahan. Berapapun jumlahnya sesuai kemampuan kita, Allah tetap berkenan. Itu sebabnya Ia menetapkan Persepuluhan, supaya setiap orang setara, memberi sesuai kemampuan. Itu sebabnya ada opsi persembahan burung tekukur dan anak burung merpati, sehingga Yusuf dan Maria dapat mempersembahkannya ketika membawa Yesus untuk dikuduskan. Itu sebabnya Yesus sangat memuji janda yang mempersembahkan dua peser karena memberi dari kekurangannya. Itu sebabnya Allah memuji yang membawa 4 talenta sama dengan yang membawa 10 talenta. Karena itu marilah kita tetap berbagian sesuai dengan yang ada pada kita sebagai tanda kasih dan syukur kita kepada Tuhan atas segala bentuk pelayanan yang sudah kita nikmati.
Pelayanan dan pembangunan akan terus berjalan beriringan. Kiranya Pembangunan yang sedang dikerjakan dapat berhasil dengan baik. Kiranya Pelayanan kita dapat semakin maksimal dan berkelanjutan. Tuhan menolong kita.
Salam Kasih,
John Pirma Sahata Sitorus
Leave a Reply