Kehidupan yang Berbuah
Mendengar kata berbuah, pikiran kita tertuju pada tanaman yang berbuah lebat. Umumnya, semua kita tentu senang melihat tanaman berbuah, terutama tanaman berbuah lebat. Dari sisi pembeli, beberapa diantara kita membeli buah bukan di pasar atau mall tetapi ke kebun buah karena memiliki pengalaman melihat tanaman yang berbuah dan memetik buah langsung dari tanaman tersebut. Dari sisi petani sebagai produsen, harapan petani supaya tanaman yang diusahakan berbuah dan memberi keuntungan kepadanya.
Sebagai Alumni yang mengaku sudah menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat pribadinya (Yoh 1:12), apa yang kita pikirkan mendengar kata kehidupan yang berbuah ? Untuk memudahkan kita mengerti kata kehidupan yang berbuah, kita membandingkan tanaman berbuah lebat dengan tanaman yang berbuah sedikit. Dari sisi dunia pertanian, tanaman berbuah lebat di tanah subur sedangkan tanaman yang tidak berbuah lebat di tanah yang kurang subur. Dengan asumsi, faktor lainnya seperti pemeliharaan tanaman dilakukan dengan baik. Mendengar kata tanah subur, kita diingatkan dengan perumpamaan Tuhan Yesus tentang penabur, ada benih yang ditabur di pinggir jalan, tanah berbatu, semak berduri dan tanah yang baik (Mat 13:1-23). Kita semua mengetahui bahwa yang menghasilkan buah lebat adalah benih yang ditabur di tanah yang baik.
Berdasarkan perumpamaan tersebut kita menarik pelajaran penting bahwa kehidupan yang berbuah adalah kehidupan seorang alumni yang mendengar dan melakukan Firman Tuhan dalam seluruh aspek kehidupannya, ketika di pekerjaan, keluarga, pelayanan dan kegitan lainnya. Alumni yang tidak sekedar membaca dan belajar Firman Tuhan bahkan mengajarkan Firman Tuhan tetapi alumni yang hidupnya sebagai kitab Injil yang dapat dibaca oleh orang lain. Alumni yang terus dan tetap berpegang pada Firman Tuhan.
Kehidupan alumni yang berbuah tidak berarti imum terhadap pergumulan dalam kehidupan ini. Perjalanan iman alumni silih berganti, ada saat suka, duka, sakit, sehat, pergumulan silih berganti, kadang seperti kerikil tajam yang menyakitkan, ada kalanya berjalan seperti di lembah kekelaman, tetapi kasih setia Tuhan tidak berkesudahan (Ratapan 3:22-23). Kehidupan alumni yang terus mempercayai janji Tuhan lewat Firman Tuhan.
Dalam konteks perjanjian lama, kehidupan yang berbuah digambarkan seperti pohon yang ditanam di tepi aliran sungai, yang menghasilkan buahnya pada musimnya, dan yang tidak layu daunnya dan apa saja yang diperbuatnya berhasil (Maz 1:1-3). Gambaran tersebut diberikan kepada mereka yang tidak bergaul dengan dosa tetapi yang merenungkan Firman Tuhan siang dan malam. Implementasi kehidupan yang berbuah yaitu alumni yang mengasihi Tuhan ( Yoh 14:15-21) dan alumni yang membenci dosa.
Kehidupan yang berbuah konteks Perjanjian Baru digambarkan lewat perumpamaan pohon anggur pada Yoh 15:1-5, yang menjelaskan kaitan carang/ranting dengan pohon. Pada nats tersebut, digambarkan bahwa ranting tidak berbuah jika tidak melekat pada pohon. Sama seperti ranting tidak berbuah kalau tidak tinggal pada pokok anggur, demikian halnya ranting sebagai gambaran orang percaya tidak berbuah jika tidak tinggal di dalam Tuhan Yesus. Alumni tidak dapat berbuah tanpa Kristus, oleh karena itu kehidupan yang berbuah adalah kehidupan alumni yang terus-menerus memiliki ketergantungan kepada Kristus, lewat persekutuan pribadi yang erat dengan Dia.
Kehidupan yang berbuah adalah kehidupan alumni yang menjadikan Yesus sebagai Tuhan, dengan demikian hidup alumni dikuasai oleh Roh Kudus (Ef 5: 18) dan menghasilkan buah Roh dalam hidupnya (Gal 5:22-23). Tuhan Yesus menginginkan hidup kita berbuah banyak, lewat gambaran ranting yang sudah berbuah dibersihkan-Nya, supaya lebih banyak berbuah. Disisi lain, setiap ranting tidak berbuah dipotong-Nya. Bagaimana tindakan Allah membersihkan supaya ranting berbuah lebih banyak?
Kehidupan yang berbuah adalah suatu proses, lewat kehidupan alumni menjadi serupa dengan Kristus. Menjalani hidup seperti hidup Kristus, dan memiliki hati seperti hati yang dimiliki Kristus. Oleh karena itu, kehidupan yang berbuah adalah kehidupan yang terus-menerus dikuduskan oleh Roh Kudus. Tuhan mendidik kita untuk memahami dan melakukan kehendak-Nya. Hari ke hari karakter kita diperbaharui, sehingga hidup kita semakin berkat bagi orang lain dan untuk kemuliaan Tuhan.
Dalam anugrah Tuhan Yesus dan tanda kita mengasihi – Nya lewat ketaatan kepada Firman Tuhan, hidup kita berbuah. Dengan kata lain, kehidupan yang berbuah adalah kehidupan rohani anak Tuhan yang terus bertumbuh dalam iman dan pengenalan akan Tuhan Yesus. Terus setia dan taat melakukan Firman Tuhan sampai akhir hidup kita. Tuhan Yesus memberkati.
Salam, Surya Abadi Sembiring (Alumni KMK USU Fakultas Pertanian)
Leave a Reply