Indahnya Kabar Baik (Kesaksian Pelayanan)

      Selama kurang lebih 17 tahun dalam pelayanan lintas budaya, banyak hal yang saya alami, banyak suka dan duka. Seringkali peristiwa atau pelayanan itu tidak hanya mempengaruhi dan mengubah orang yang dilayani tetapi juga pada diri sendiri. Menaikkan doa-doa dan melihat jawaban atas doa-doa tersebut. Dalam pelayanan kami (saya bersama suami dan anak-anak) menangani taman bacaan dan kursus belajar untuk anak-anak. Untuk anak-anak yang belum bisa membaca (TK – SD kls 3), belajar Matematik dan B. Inggris untuk SD-SMP. Sehingga sekolah SD yang menerima anak-anak yang telah belajar membaca dari tempat kami sangat senang. Kalau anak-anak punya PR atau sekedar membaca biasanya datang ke taman baca. Suatu hari, seorang anak namanya namanya Rein (kls.3 SD), sedang sakit dan tidak hadir untuk kursus, tetangganya yang ikut belajar memberi info bahwa Rein sakit sudah beberapa hari.

Di kampung ini, karena masih tergolong desa setiap apapun informasi yang terjadi dalam satu rumah cepat sekali tersebar, juga karena budaya dan kekeluargaan yang masih kental. Setelah jam kursus kami selesai, dan taman bacaan juga akan tutup, saya bersama anak-anak menjenguk Rein. Kami bertemu ibunya dan neneknya di rumah, setelah mengucapkan salam, kami masuk dan duduk bersama. Rein masih berbaring di tempat tidur, berselimut tebal, masih demam. sudah beberapa hari kata ibunya. Di sekitar tempat tidur banyak daun-daun, air dalam mangkuk, dsb. Kata neneknya, mereka sudah panggil orang yang pandai ‘baca-baca’ (tradisi di daerah ini, meskipun mereka kental beragama tetapi kental juga perdukunan, dan setiap hal yang terjadi atau masalah yang dihadapi selalu dikaitkan dengan orang yang pintar’baca-baca’, ‘biasanya didatangi roh’). Setelah kami cerita-cerita, saya minta ijin ibunya dan neneknya ‘bisakah saya berdoa dalam nama Isa Almasih’ karena saya adalah orang Nasrani yang percaya pada Almasih dan firman-Nya.

Saya menceritakan Injil. Ibunya mengijinkan, lalu kami semua berdoa Ibunya, Neneknya, dan anak-anak kursus. Saya berdoa menumpangkan tangan di kepala Rein, di dalam nama Isa Almasih, Jalan yang Lurus, Pemegang Kunci Surga, dan setiap orang yang percaya kepada-Nya akan diselamatkan dari neraka yang jahanam, amin..amin. setelah itu kami ngobrol-ngorol kami berpamitan pulang. Besok harinya, pas jam taman baca buka (Siang sampai sebelum magrib) Rein datang sambil lari dia teriak aku sudah sembuh Mem (panggilan saya), dia cerita sudah sembuh karena Mem berdoa ke anak-anak lain yang sedang ramai membaca di teras, halaman, (di taman bacaan biasanya juga anak-anak bermain di halaman). Saya panggil Rein dan saya katakan, bahwa kamu sembuh bukan karena saya, tetapi karena Tuhan, Isa Almasih yang berkuasa. Rein menjawab, Iya Mem, karena Tuhannya Mem. Ibu saya juga bilang karena Isa Almasih, Tuhannya Mem, mengusir roh yang mengganggu saya.

Itu salah satu kesaksian yang bisa saya ceritakan.

Betapa Tuhan itu menyertai anak-anak-Nya dalam memberitakan Kabar Baik kepada orang-orang yang belum percaya. Tuhanlah yang memanggil dan Tuhan pula yang mengerjakan melalui kita, kita hanyalah alat ditangan-Nya.

(Mat 28:19-20) “Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan babtislah mereka nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman.”